Rahim Pengganti

Bab 32 "Jangan Beritahu"



Bab 32 "Jangan Beritahu"

0Bab 32     

Jangan beritahu     

"Siska ...,"     

"Aku hanya menduga mbak, cuma nanti kita cek dulu mbak. Siapa tahu memang ada ponakan aku di sini," ucap Siska.     

Tangan Carissa tiba tiba keringat dingin. Wanita itu takut apa yang sebenarnya terjadi tidak sesuai dengan keinginan. Sembari menunggu ojek online datang mengantar pesanannya, pikiran Carissa terbang kemana pun.     

Wanita itu memikirkan mengenai perjanjian, surat kontrak, ucapan Siska dan banyak hal membuat rasa mual itu kembali lagi.     

"Mbak ini, coba di tes dulu," suruh Siska.     

Carissa menatap ke arah adik iparnya itu, ada rona bahagia di mata Siska. Hal ini membuat Carissa tahu, dengan hasil yang akan keluar.     

"Sudah mbak cek aja dulu, jangan ragu. Apa pun hasil nya aku bakalan selalu dukung mbak," ucap Siska menguatkan.     

***     

Di lain tempat, Aiden bersama dengan Della sedang menghabiskan waktu nya bersama. Wanita itu meminta izin kepada suami nya untuk menyelesaikan urusan nya dengan teman teman dengan dalih urusan bisnis.     

Namun, apa yang terjadi adalah. Saat ini kedua manusia itu sedang berada di dalam tempat tidur yang sama tanpa sehela benang yang ada di atas tubuh mereka.     

"Kapan kalian bercerai?" tanya Aiden, pria itu terus menghisap rokok yang ada di tangan nya.     

"Siapa yang akan bercerai? Aku tidak akan pernah bercerai dengan Mas Bian. Kenapa kamu berkata seperti itu," ucap Della.     

Aiden berdecak kesal, pria itu tidak suka selalu menjadi nomor dua di mana pun. Mau di bidang bisnis, cinta dan lain nya Aiden tidak suka. Apa lagi jika orang yang nomor satu nya itu adalah Bian, mendengar nama nya saja membuat Aiden kesal.     

"Kamu tahu. Aku gak akan bisa bercerai dari Mas Bian. Dan kamu tahu alasan nya, kenapa sekarang kamu mrnanyakan hal seperti itu lagi," ucap Della dengan nada rendah sembari menatap ke arah Aiden dengan tangannya mengusap lembut pipi Aiden.     

"Tapi aku tidak mau menjadi orang kedua di hidup kamu. Apa lagi itu ada Bian di tengah tengah kita," ucap Aiden dengan nada tinggi. Mendengar hal itu, membuat Della sedikit tersentak. Wanita itu kaget dengan bentakan yang di berikan oleh Aiden. Pria di dekat nya saat ini, tidak pernah berkata seperti itu. Namun, apa yang terjadi adalah Aiden membentaknya. Melihay perubahan raut wajah Della membuat Aiden mendesah panjang.     

Pria iti segera meraih tubuh Della memeluknya dengan erat, mengucapkan banyak kata maaf karena sudah meninggikan ucapan nya.     

"Maaf sayang ... maaf kamu tahu kan kenapa aku tidak suka berada di nomor dua terus menerus. Maaf aku tidak bermaksud meninggikan suara aku sayang maaf," bujuk Aiden.     

Pria itu tidak sengaja membentak Della, membuat wanita di dalam dekapan nya itu bersedih. Della adalah tipe orang yang tidak suka di bentak, harus sering di manja. Sikap ini lah yang sering kali, membuat Della dan Bian bertengkar. Keduanya yang tidak saling support satu dengan lainnya, sehingga membuat Della jatuh hati kepada Aiden yang memiliki sejuta pesona yang teramat berbeda dengan Bian.     

Kedekatan Aiden dan Della yang hanya ingin menghancurkan Bian berubah menjadi sebuah hubungan terlarang yang sanhat sulit dipisahkan, Della tidak menyangka kejadian satu malam itu berlanjut hingga saat ini.     

"Maafin aku ya Sayang. Aku gak bermaksud untuk membentak kamu, seriusan. Maaf ya Sayang, maaf," ujar Aiden. Pria itu tidak bisa memaafkan dirinya jika, Della marah padanya. Bagi Aiden Della adalah sosok wanita yang begitu berbeda.     

Aiden menyesal kenap harus Bian yang bertemu dengan Della, kenap bukan dirinya yang bertemu pertama kali.     

***     

Dilain tempat Siska sedang menunggu hasil pemerikasaan sang kakak ipar. Bukan janua Siska yang deg degan dengan hasil tersebut, di dalam sana Carissa juga sama. Bahkan untuk mulai memeriksa saja Carissa tidak sanggup, wanita itu masih takut apa yang ada dipikirannya, berbeda dengan apa yang akan terjadi.     

"Mbak gimana?" tanya Siska dari balik pintu.     

"Tunggu." Jawaban singkat itu semakin membuat Siska tidak tenang. Gadis itu berharap jika hasil dari pemeriksaan itu adalah positif, supaya Bian dan Della segera berpisah. Sudah terlalu banyak luka di hati Bian, jika pria itu tahu bagaimana istri yang dicintai selama ini.     

Ceklek     

Pintu kamar mandi terbuka dengan lebar, Carissa berjalan ke arah Siska. Wanita itu segera menyerahkan hasil tesnya, bahkan Caca tidak berani untuk melihat hal tersebut. Takut hasilnya tidak sesuai dengan keinginannya. Takut jika hasil tersebut membuat dirinya down dan tidak percaya diri. Padahal hasil negatif bukan akhir dari segalanya.     

"Gimana Mbak?" tanya Siska. Carissa menggelengkan kepalanya, lalu memberikan hasilnya kepada Siska. Wanita itu bingung dan segera menerima hasilnya. Siska menatap ke arah test pack yang ada di tangannya, mata menyipit melihat hasil yang ada di sana.     

Siska melirik ke arah kakak iparnya yang hanya menundukkan kepalanya, senyum cerha terbit di bibir Siska. Wanita itu segera memeluk erat Carissa, dan memgucapkan terima kasih.     

Hasil dari test pack tersebut positif, itu artinya Caca sedang mengandung anak dari suaminya. Air mata Carissa mengalir begitu deras, wanita itu terharu sangat bahagia ketika mengetahui hal tersebut.     

Keduanya saling menatap, senyum di bibir Carissa juga terbit.     

"Selamat ya Mbak. Akhirnya setelah sekian purnama aku bisa punya keponakan juga," ucap Siska dengan perasaan yang begitu bahagia.     

"Makasih ya."     

"Aku harus kasih tahu Mama dan Mas Bian. Mereka pasti senang, mendengar hal ini," ucap Siska. Ketika gadis itu akan pergi, Carissa segera menahan lengannya. Menatap adik iparnya itu dengan tatapan memohon.     

"Jangan beritahu dulu. Biar jadi kejutan ketika Mas Bian ulang tahun," balas Carissa.     

Siska setuju dengan hal itu, dia berulang kali mengucapkan selamat dan memeluk serta mengusap perut rata milik Carissa. Siska juga mengajak Caca, untuk segera periksa ke dokter kandungan agar bisa tahu bagaimana kondisi bayi yang ada di dalam kandungannya.     

***     

Carissa berdiam diri di halaman belakang, entah kenapa perasaannya saat ini tidak karuan. Mendapatkan kabar, mengenai dirinya sedang mengandung membuat ada rasa khawatir di dalam hatinya.     

Helaan napas berat terdengar jelas, seseorang dari belakang menyentuh bahu Carissa. Hingga membuat Caca, menoleh ke arah belakang.     

"Kenapa di sini?" tanya Bian.     

Carissa tersenyum, ke arah suaminya itu. "Pengen aja Mas" jawabnya. Bian duduk di dekat Carissa dengan senyum yang tak pernah luntur dari bibirnya.     

"Mas ngapain di sini. Di sini dingin, nanti Mas sakit lagi. Kan masih belum boleh kena angin," ujar Carissa.     

"Mas mau di sini aja, menemani istri Mas yang paling cantik di sini," ucap Bian.     

Carissa tersenyum mendengar hal itu. Istri mana yang tidak bahagia mendengar pujian dari suaminya. Laki-laki yang begitu dirinya cintai, keduanya larut dalm cerita, banyak hal yang diceritakan oleh Bian tentang kenapa taman ini bisa di bangun dan lain sebagainya.     

Tanpa mereka ketahui, ada seseorang yang mengawasi keduanya dengan senyum yang tak pernah luntur. Orang tersebut sangat bahagia melihat Bian dan Carissa yang semakin hari semakin dekat.     

"Bahagia terus, kalian berdua. Semoga Mama masih bisa melihat anak kalian," ucap Mama Ratih dengan menahan air matanya.     

###     

Hallo. Kembali lagi dengan kisahnya Bian dan Cariss yok. Tetap duku mereka dengan cara, memberikan batu kuasa dan juga review sebanyak banyaknya. Love guys, sehat terus buat kalian semua nya yaa..     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.